Loading...

 
                 


Streptococcus Pyogenes : Bakteri Mematikan yang Menggerogoti Jaringan Tubuh. Bagaimana Bisa??


 

Diposting oleh     : Admin BBLBK
Tanggal Posting  : 27-06-2024 | 12:34:56 am


Baru baru ini heboh kasus Streptococcal toxic shock syndrome (STSS) yang ada di Jepang terkait banyaknya orang yang terinfeksi oleh bakteri yang dikatakan “ Bakteri Pemakan Daging”. Bayangkan, ada bakteri di sekitar kita yang mampu menggerogoti jaringan tubuh kita seperti daging segar! Itulah yang dilakukan oleh Streptococcus pyogenes atau Streptococcus group A / Group A Streptococcus (GAS), bakteri berbahaya ini yang menjadi biang keladi berbagai infeksi, dari yang ringan hingga yang mematikan. Bakteri ini biasanya ditemukan dan berkolonisasi di tenggorokan dan hidung orang yang terinfeksi, dan dapat menular melalui kontak langsung dengan air liur atau hasil droplet infection. Permukaan benda yang terkontaminasi juga dapat menjadi sumber penularan dan Bakteri ini dapat memasuki tubuh melalui luka, sayatan, atau bahkan kulit yang sehat.

Gejala yang Tak Boleh Diabaikan:
Awalnya, infeksi GAS mungkin hanya terasa seperti sakit tenggorokan biasa. Namun, waspadalah jika Anda mengalami gejala berikut: Sakit tenggorokan parah, Demam tinggi, Nyeri otot, Ruam merah, Pembengkakan kelenjar leher, Munculnya nanah di sekitar luka atau infeksi Dari Infeksi Ringan hingga Ancaman Mematikan
Infeksi GAS biasanya dapat diobati dengan antibiotik. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, bakteri ini dapat berkembang menjadi komplikasi yang serius, seperti:

  • Radang tenggorokan: Infeksi pada tenggorokan dan amandel yang menyebabkan sakit tenggorokan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Impetigo: Infeksi kulit yang menyebabkan lepuh berisi nanah.
  • Scarlet fever: Infeksi yang menyebabkan ruam merah seperti bintik-bintik pasir di seluruh tubuh, demam tinggi, sakit tenggorokan, dan lidah berwarna merah cerah seperti stroberi.
  • Demam berdarah streptokokus: Infeksi serius yang dapat menyebabkan syok, gagal organ, dan bahkan kematian. Gejalanya termasuk demam tinggi, menggigil, ruam merah, sakit otot, dan kebingungan.
  • Fasneitis nekrotizing: Infeksi bakteri yang memakan jaringan lunak dan otot. Gejalanya termasuk rasa sakit parah, demam, kemerahan, dan pembengkakan pada area yang terinfeksi.

Bagaimana Streptococcus Pyogenes atau Streptococcus group A (GAS), Menggerogoti Jaringan Tubuh
Bakteri ini memiliki beberapa mekanisme untuk menggerogoti jaringan tubuh. Berikut beberapa cara kerjanya:

  1. Produksi Enzim dan Toksin : GAS menghasilkan berbagai enzim dan toksin yang menyerang dan merusak sel-sel tubuh. Enzim ini membantu bakteri menembus jaringan dan menyebar ke area lain. Toksin, seperti streptolysin O dan streptolysin S, memecahkan membran sel dan memicu peradangan.
  2. Pelepasan Ekstraseluler Hemolysin :GAS menghasilkan hemolysin, zat yang menghancurkan sel darah merah. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada jaringan dan memperburuk peradangan.
  3. Penekanan Sistem Kekebalan Tubuh:GAS memiliki kemampuan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi. Bakteri ini dapat menghasilkan zat yang mengganggu fungsi sel imun atau memicu apoptosis (kematian sel terprogram).
  4. Pembentukan Biofilm :GAS dapat membentuk biofilm, suatu lapisan lengket yang terdiri dari bakteri dan zat ekstraseluler. Biofilm ini melindungi bakteri dari antibiotik dan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih sulit untuk diobati.
  5. Penetrasi Jaringan: GAS memiliki kemampuan untuk menembus jaringan dan menyebar ke area lain tubuh. Bakteri ini dapat menggunakan protein adhesin untuk menempel pada sel-sel jaringan dan enzim untuk memecahkan matriks ekstraseluler.


Pencegahan:Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

  • Cuci tangan dengan sabun dan air secara teratur, terutama setelah kontak dengan orang yang sakit.Jangan merokok.
  • Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
  • Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
  • Jangan berbagi barang pribadi seperti handuk, sikat gigi, atau peralatan makan.
  • Pastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi campak dan rubella karena penyakit ini dapat meningkatkan risiko infeksi GAS yang serius.


Pemeriksaan Laboratorium :

Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan menggunakan spesimen (Tergantung manisfetasi penyakitnya ) : spesimen swab tenggorok, Swab Luka, Darah , usap hidung, usap vagina, swab nanah pada luka , cairan serebrospinal, aspirasi sendi, spesimen biopsi kulit, sekret epiglotis, cairan bilas bronkoalveolar, cairan abses.

Diagnosis Laboratorium

  • Rapid Diagnosis Test : Tes ini dapat memberikan hasil dalam 15-30 menit. Tes ini menggunakan antibodi untuk mendeteksi antigen GAS.
  • Kultur dan identifikasi Biokimia bakteri.
  • Serologi : Pengujian ASTO ( Anti streptolysin O ).
  • Uji Molekuler dengan PCR


Penulis : Kambang Sariadji, S.Si, M. Biomed